Bab 15
Kebugaran Jasmani (Lanjutan)
A. Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani menurut WHO atau organisasi kesehatan sedunia didefinisikan
sebagai berikut.
1. Sehat adalah terbebasnya tubuh baik fisik maupun mental dari segala penyakit.
2. Bugar adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara
maksimal, dan masih mempunyai cadangan tenaga tanpa mengalami kelelahan yang
berarti.
Untuk menjaga badan agar dalam kondisi selalu prima, dalam melakukan aktivitas
maupun setelah bangun tidur, maka kita harus selalu merawat tubuh kita secara baik,
yaitu sebagai berikut:
1. harus rutin melakukan latihan olahraga kebugaran secara teratur,
2. harus makan dengan menu makanan yang seimbang,
3. melaksanakan kegiatan atau belajar yang terprogram,
4. jangan mengonsumsi makanan atau minuman yang dapat merugikan kesehatan tubuh,
5. istirahatlah yang cukup.
Pada pembahasan ini hanya prinsip-prinsip dasar dari aspek gerak badan atau latihan
fisik yang berhubungan dengan kesehatan dan kebugaran jasmani saja yang akan kita
bicarakan. Ada lima komponen utama dari kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan
yang harus kita perhatikan, yaitu sebagai berikut.
1. Kebugaran Jantung, Paru-paru, dan Peredaran Darah
Kebugaran jantung, paru-paru, dan peredaran darah adalah kemampuan jantung,
paru-paru, dan pembuluh darah serta kelompok otot besar untuk melakukan latihanlatihan
yang keras dalam jangka waktu yang lama.
2. Daya Tahan Otot
Daya tahan otot adalah kemampuan dari otot-otot kerangka tubuh untuk menggunakan
kekuatan dalam jangka waktu tertentu.
3. Kekuatan Otot
Kekuatan otot adalah kemampuan otot-otot untuk menggunakan tenaga maksimal
atau mendekati maksimal untuk mengangkat beban. Dalam kondisi tersebut kekuatan otot
akan dapat melindungi persendian yang dikelilingi sehingga akan dapat mencegah
terjadinya cedera karena aktivitas fisik.
4. Kelenturan Sendi
Kelenturan sendi adalah daerah gerak otot-otot dan persendian tubuh. Kelenturan ini
sangat erat hubungannya dengan kemampuan otot-otot kerangka tubuh. Secara alamiah
kondisinya direnggangkan melampaui panjang yang normal pada waktu istirahat.
Meningkatkan kelenturan akan memperbaiki penampilan dan akan dapat mengurangi
cedera.
5. Komposisi Tubuh
Komposisi tubuh adalah persentase lemak badan dari berat badan tanpa lemak.
Maksudnya adalah kondisi tubuh tanpa adanya lemak tambahan (yang menyebabkan
orang menjadi gemuk). Komponen kebugaran ini membantu mengurangi kemungkinan
terjadinya penyakit-penyakit degeneratif dan keadaan yang berkaitan dengan aktivitas
fisik. Contoh dari penyakit yang berkaitan dengan aktivitas fisik ialah penyakit jantung
koroner, obesitas (kegemukan), kelemahan sendi dan otot.
B. Fungsi dan Macam-Macam Tes Kebugaran Jasmani
Men sana in corporesano, artinya di dalam tubuh yang sehat diharapkan akan didapat jiwa yang sehat. Untuk itu, masyarakat harus gemar melakukan olahraga agar memperoleh tubuh yang sehat.
1. Fungsi Tes Kebugaran Jasmani
Fungsi tes kebugaran jasmani dalam tubuh seseorang, antara lain sebagai berikut:
a. mengukur kemampuan fisik seseorang;
b. menentukan status kondisi fisik seseorang;
c. mengetahui perkembangan kemampuan fisik seseorang;
d. sebagai bahan untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran
jasmani.
2. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
Tes kesegaran jasmani Indonesia, terdiri atas lima butir tes, dengan rangkaian butir
tesnya, yaitu: (1) lari cepat (60 meter), (2) angkat tubuh (pull-up 30 detik untuk putri dan 60
detik untuk putra), (3) baring duduk (sit-up 60 detik), (4) loncat tegak (vertical jump), dan (5)
lari jauh (1000 m).
a. Tujuan Tes Kesegaran Jasmani
Untuk mengukur kemampuan tingkat kesegaran jasmani siswa.
b. Alat dan Fasilitas
Alat dan fasilitas yang digunakan dalam tes kesegaran jasmani, antara lain
lintasan lari atau lapangan yang datar tidak licin, stopwatch, bendera start dan tiang
pancang, nomor punggung atau dada, palang tunggal, papan berskala dengan
ukuran 30 x 150 cm dan berwarna gelap, serbuk kapur, formulir pencatat hasil tes.
c. Butir-Butir Tes
Tes yang dilakukan meliputi tes lari cepat 60 meter, tes angkat tubuh (30 detik
untuk putri dan 60 detik untuk putra), tes baring duduk 60 detik, tes loncat tegak, tes
lari jauh (1000 meter untuk putri dan 1200 meter untuk putra).
d. Pelaksanaan Tes
1) Tes Lari Cepat 60 Meter
a) Tujuannya adalah mengukur kecepatan lari seseorang.
b) Alat atau fasilitas meliputi lintasan lari, peluit, stopwatch, bendera start dan tiang pancang.
c) Pelaksanaannya sebagai berikut.
(1) Peserta berdiri di belakang garis start dengan sikap berdiri.
(2) Apabila ada aba-aba “ya” peserta lari ke depan secepat mungkin menempuh jarak 60 meter.
(3) Pada saat peserta menyentuh atau melewati garis finish, stopwatch dihentikan.
d) Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 60 meter. Waktu dicatat sampai persepuluh detik.
2) Tes Angkat Tubuh (30 Detik untuk Putri dan 60 Detik untuk Putra)
a) Tujuannya adalah mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan otot bahu.
b) Alat atau fasilitas meliputi, palang tunggal, stopwatch, dan formulir pencatat hasil. Pelaksanaannya sebagai berikut.
(1) Peserta bergantung pada palang tunggal sehingga kepala, badan, dan tungkai lurus.
(2) Kedua lengan dibuka selebar bahu dan keduanya lurus.
(3) Peserta mengangkat tubuhnya dengan membengkokkan kedua lengan sehingga dagu menyentuh atau melewati palang tunggal, lalu kembali ke sikap semula.
(4) Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang, tanpa istirahat selama 30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra.
d) Skor hasil tes yaitu jumlah angkatan tubuh yang dilakukan dengan benar selama 30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra. Setiap gerakan angkat tubuh yang tidak benar diberi nilai 0 (nol).
3) Tes Baring Duduk 60 Detik untuk Mengukur Kekuatan dan Daya Tahan Otot
Perut.
a) Tujuannya adalah mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut.
b) Alat atau fasilitas meliputi matras, stopwatch dan formulir pencatat hasil.
Pelaksanaannya sebagai berikut.
(1) Siswa berbaring di atas matras atau rumput, kedua lutut ditekuk kurang
lebih 90 derajat.
(2) Kedua tangan dilipat dan diletakkan di belakang kepala dengan jari
tangan saling berkaitan dan kedua lengan menyentuh lantai.
(3) Salah seorang teman membantu memegang dan menekan kedua
pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat.
(4) Apabila ada aba-aba “ya”, siswa bergerak mengambil sikap duduk
sehingga kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap
semula.
(5) Lakukan gerakan itu berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat
dalam waktu 60 detik.
(6) Skor hasil tes yaitu jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar selama 60 detik. Setiap gerakan angkat tubuh yang tidak benar diberi nilai 0 (nol).
4) Tes Loncat Tegak
a) Tujuannya adalah mengukur daya ledak (tenaga eksplosif) otot tungkai.
b) Alat atau fasilitas meliputi dinding, papan berwarna gelap berukuran (30 x 150 cm) berskala satuan ukuran sentimeter yang digantung pada dinding dengan ketinggian jarak lantai dengan nol pada papan skala ukuran 150 cm, serbuk kapur dan alat penghapus, serta formulir pencatat hasil. Pelaksanaannya sebagai berikut :
(1) Siswa berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki berada dekat papan dinding di samping tangan kiri atau kanannya.
(2) Tangan yang berada dekat dinding diangkat lurus ke atas, telapak tangan ditempelkan pada papan berskala sehingga meninggalkan bekas raihan
jarinya.
(3) Kedua tangan lurus berada di samping badan kemudian siswa me-ngambil sikap awalan dengan membengkokkan kedua lutut dan kedua tangan diayun ke belakang.
(4) Seterusnya siswa meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan berskala dengan tangan yang terdekat dengan dinding. Dengan demikian, meninggalkan bekas raihan pada papan berskala. Tanda ini menampilkan tinggi loncatan siswa tersebut.
c) Cara memberi skor dengan mengambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga kali loncatan, sebagai hasil tes loncat tegak. Hasil loncat tegak diperoleh dengan cara hasil raihan tertinggi dari salah satu loncatan
tersebut dikurangi tinggi raihan tanpa loncatan.
Contoh: Si Gilang tinggi raihan tanpa loncatan 165 cm, sedangkan tinggi raihan loncatannya mencapai 220 cm maka skor tegaknya, yaitu 220 cm – 165 cm = 55 cm.
5) Tes Lari Jauh (1.000 meter untuk Putri dan 1.200 meter untuk Putra)
(a) Tujuannya adalah mengukur daya tahan (cardio respiratory endurance).
(b) Alat atau fasilitas meliputi lapangan, bendera start, peluit, stop watch, nomor
dada, tanda atau garis start dan finish, dan formulir pencatat hasil.
(c) Pelaksanaannya sebagai berikut.
(1) Siswa berdiri di belakang garis start. Pada aba-aba “siap” siswa
mengambil sikap start berdiri untuk siap berlari.
(2) Pada aba-aba “ya” siswa berlari menuju garis finish, dengan menempuh
jarak 1.000 meter untuk putri dan 1.200 meter untuk putra.
(3) Bila ada siswa yang mencuri start, maka siswa tersebut dapat
mengulangi tes tersebut.
(4) Hasil yang dicatat sebagai skor lari 1.000 meter (putri) dan 1.200 meter
(putra) adalah waktu yang dicapai dalam menempuh jarak tersebut.
Hasil dicatat sampai sepersepuluh detik.
0 comments:
Post a Comment